[health]Makin hari semakin banyak kasus bullying yang terjadi pada anak-anak maupun remaja yang sedang berada dalam masa pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Padahal bullying jelas-jelas terbukti dapat mengguncang hingga merusak kondisi psikologis anak.
Bahkan menurut sebuah studi terbaru dari Norwegia, gejala-gejala post-traumatic stress disorder (PTSD) terlihat jelas pada pelajar korban bullying. Hal ini terungkap setelah peneliti mengamati 963 pelajar berusia 4-15 tahun di sejumlah sekolah di Norwegia yang 33 persen diantaranya mengaku menjadi korban bullying.
"Bullying itu adalah kekerasan mental dan fisik jangka panjang yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dan ditujukan pada seseorang yang tidak mampu membela dirinya sendiri sehingga kami paham jika pengalaman semacam itu dapat meninggalkan 'luka' pada si korban," ungkap peneliti Thormod Idsoe dari Universitiy of Stavanger (UiS) dan Bergen's Center for Crisis Psychology.
Gejala utama PTSD sendiri terdiri atas tiga hal yaitu munculnya memori atau kenangan yang mengganggu, perilaku menghindar pada partisipan serta aktivasi stres fisiologi yang tidak tertangani. Secara khusus studi ini berupaya mengetahui sejauh mana ketiga gejala itu terlihat pada partisipan.
Hasilnya, bullying menyebabkan partisipan kesulitan berkonsentrasi, memberikan efek mengganggu dan mencegah si korban untuk berfungsi layaknya orang normal dalam kehidupan sehari-hari.
"Pelajar yang terus-menerus terganggu oleh pikiran atau bayangan pengalaman yang menyakitkan dan menggunakan begitu banyak energi untuk menekannya jelas-jelas memiliki kapasitas konsentrasi yang lebih sedikit untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Masalahnya kondisi semacam ini biasanya tidak mudah diketahui karena para korban cenderung menderita dalam diam," terang Idsoe seperti dikutip dari health24, Minggu (2/12/2012).
Studi ini juga mengungkapkan bahwa remaja perempuan lebih cenderung menunjukkan gejala PTSD setelah mengalami bullying dibandingkan remaja pria. "Dari situ kami juga menemukan bahwa partisipan yang gejala PTSD-nya paling buruk adalah sekelompok kecil pelajar yang menjadi pelaku sekaligus korban bullying," kata Idsøe.
Namun Idsoe mengaku kesulitan memberikan penjelasan mengapa beberapa partisipan saja yang lebih mudah terserang gejala PTSD.
"Diduga sebelumnya korban sudah pernah memiliki pengalaman yang sulit sehingga lebih rentan terkena pengalaman serupa dan lebih gampang terserang gejala PTSD maupun masalah kesehatan mental lainnya," pungkasnya.
--------
Sumber: detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar